Rabu, 01 Mei 2024

SEMUA ITU SENI SEBUAH REFLEKSI


 

Dalam kitab Pengkotbah Bab 3 umumnya dijelaskan bahwa semua kejadian, susah maupun senang, akan ada waktunya. Dengan demikian ditemukanlah satu dasar bahwa kehidupan seorang manusia layaknya roda yang berputar. Kadang berada di bawah dan kadang juga berada di atas. Namun, menurutku kitab usang tersebut perlu direvisi kembali, sebab zaman telah berubah dan segala hal telah mengalami pergeseran makna. Terbukti dari munculnya kebebasan untuk berpendapat, juga dibarengi dengan kebebasan orang untuk berinterpretasi pada setiap gagasan. Oleh karena itu, aku meresa berhak untuk menambahkan bahwa bukan hanya setiap kejadian yang ada waktunya, tetapi juga setiap tindakan adalah seni.

****

Napasku berat berlari merobek kabut tebal yang turun ke bumi bersama rentetan tangisan awan saat semua makhluk ciptaan Tuhan itu sedang asik bermain-main di alam lain. Hawa dingin saat itu begitu ramah menyapa tulang-tulangku yang sedari tadi gemetar. Bahkan, seragam serba hitamku yang membalut tubuhku keok dibuai hawa dingin. Tepat pukul nol. Seperti biasa aku bekerja sendirian setiap ada kesempatan. Sasaranku pekerjaanku saat ini adalah berlembar-lembar kertas yang dibubuhi dengan warna-warna merah indah dan goresan-goresan angka yang molek membentuk angka seratus. Suasananya sudah sangat kondusif. Seiring berjalannya sang waktu langkahku semakin kuciutkan, kujaga sebisa mungkin agar tidak ada yang berdecit. Clakk!! “yes!” gumamku bahagia ketika jendelanya terbuka. Di dalam ruangan itu cukup nyaman, karena lebih hangat dan aku ditemani oleh hasratku. Sekali lagi misiku untuk mala mini selesai dengan sempurna. Semua jejak termasuk sidik jari telah kuhapus dari peraduannya dan sekantong penuh kertas-kertas merah berhasil kumuat dengan motor bututku menuju ke tempatku membaringkan tubuh yang hebat ini. Terkadang aku juga harus berterima kasih pada sang Pencipta karena memberikan tubuh yang berbentuk tulang ini serta kemampuan yang hebat. Belum lagi karena kesuksesan-kesuksesanku ini selalu di lindungi oleh-Nya.

Ketika fajar menguapkan setiap jengkal embun pagi yang singgah di rerumputan hijau yang mengisi hamparan halaman gubukku, aku masih asik dengan nostalgia indahku di dunia buatanku. Bahkan, saat mentari itu menyusup di balik-balik bilik gubukku ini aku semakin merapatkan selimutku. Baru ketika dia berubah menjadi singa di siang hari yang membakar bumi, lalu aku bangkit dari alamku itu. Belum sepenuhnya aku berada di dunia nyata, pintu gubukku sudah digedor-gedor. Dalam bayanganku itu adalah Robin Binti Sulaiman Hud, dia adalah teman seperjuanganku. Bersama-sama kami memulai karir kami ini sejak dibuang dari sekolah dasar. Awalnya kami bekerja bersama dan memulainya dengan hal-hal yang sederhana, seperti buah-buahan di pasar, hingga dompet, tetapi karena suatu kejadian yang sangat rahasia akhirnya kami tidak bersama lagi. Untungnya kami masih sering berinteraksi, dan alhamdullilah hubungan kami masih langgeng. Ketika kubuka pintu kayu reotku itu, tepat bahwa Rehud (sapaannya) adalah pelaku penggedoran itu.  

“Mar, kita udahan ya,” kata Rehud padaku dengan muka gelisah

“Maksud kamu apa Hud? Kamu mau putusin aku?” kataku agak heran ditambah efek baru bangun tidur. Syukur bahwa Rehud yang menggedor pintuku kalau orang lain pasti sudah kutempel dia dengan makian.

“Begini bang Komar, kemarin aku baru selesaikan tugas. Terus sasaranku memang dari luarnya bagus tetapi waktu aku di dalam malah yang kudapat hanya pemilik rumah yang melarat. Bahkan, saat ia tahu bahwaaku masuk rumahnya dia malah memberi kesempatan untukku agar mengambil semua milikknya termasuk nasihatnya. Da dari itu aku menyesal bang. Aku mau selesai.” Jelas Rehud panjang lebar tanpa titik koma apalagi intonasi yang bagus. Aku sendiri heran mengapa baru hari ini penjahat kelas kakap seperti dia ingin menghentikan profesi yang menguntungkan ini. Sebagai abangnya aku mulai iba melihat wajahnya yang penuh kebimbangan. Aku sendiri tahu bahwa dia pasti sulit meninggalkan pekerjaannya saat ini.

“Hud. Kamu kan tahu kalo semua itu ada waktunya. Oleh karena itu, kalo saat ini juga kamu mau keluar dari profesi kamu, silahkan. Aku tidak akan melarangmu, karena kau punya kebebasan untuk itu. Tapi satu hal yang perlu kau ingat sobat, bahwa pekerjaan kita adalah kumpulan dari berbagai seni, kita orang seni dan itu prinsip yang kita buat waktu kita diusir karena tidak seni waktu sekolah dulu,” ungkapku sebijaksana mungkin agar ia bisa mempertimbangkan kembali pilihannya itu.

Setelah aku rombak gubukku menjadi sebuah rumah dengan lembaran-lembaran yang kuambil dari kantor Perkorupsian Negara, lembaga khusus Negara untuk memberantas orang-orang yang malu untuk korupsi, akhirnya Rehud datang bersama seorang wanita yang kemudian kuketahui bernama Anjel Kondang. Kedatangannya membuatku sungguh bahagia, sebab dia adalah tamu pertama yang mencicipi hasil keringatku sendiri selama berbulan-bulan mengambil lembaran-lembaran merah dari kantor tersebut. Belum lagi melihat dia bersama Anjel yang diberitahunya menjadi istrinya sekarang.

“Behh! Hud gila kau, bulan lalu bertobat sekarang kamu sudah beristri. Bahagianya hidupmu sobat,” kataku setelah memberikan jamuan yang bagiku mewah : sirup dan kue bolu.

“Ah, Bang! Apa yang bang Komar nasihatkan kepada saya bulan lalu itu membulatkan pilihan saya untuk kembali menjadi pelayan masyarakat bang. Saya tetap seperti yang seebelumnya kak,” katanya bangga sambil membusungkan dada dan senyuman selebar kebahagiaannya.

“Kamu hebat Hud, dan aku bangga sama kamu. Kamu sudah bisa menentukan arahmu,” ucapku dengan rasa bangga yang tidak kalah besar.

 

 

 

Biodata penulis :



 

Nama : Arkadus Ianuar Guntur  

Kelas : XII IPA

Alamat : SMA St. Yoh. Berkhmans Todabelu Mataloko     

 

        

  

Jumat, 19 April 2024

FILSOFI KEHIDUPAN LELUHUR MASYARAKAT MANGGARAI, FLORES NUSA TENGGARA TIMUR

Setiap masyarakat pasti memiliki kearifan lokal masing-masing untuk menjaga eksistensi diri dari masyarakat yang bersangkutan, sehingga keteraturan hidup bisa terpeliharan dari generasi ke generasi, sehingga keberadaan masyarakat yang bersangkutan tetap eksis tidak dimakan oleh arus perubahan zaman yang amat deras terjadi diberbagai aspek kehidupan manusia sebagai obyek dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat Manggarai sebagai salah satu  entitas daerah di Indoensia memiliki filsofi sendiri untuk menjaga agar keberadaanya sebagai sebuh entitas suku Manggarai tetap eksis dimasa depan.

Filsofi leluhur masyarakat Manggarai

 Mangga lereng mangga macing, wae mokel'n awo, selat sape'n sale, adalah semboyan umum masyarakat Manggarai yang lahir dari filsofi hidup masyarakat Manggarai ssendiri. Lalu seperti apa saja filsofi para leluhur masyarakat Manggarai?

1. Arti filsofi.

Filosofi adalah sebuah aktivitas  yang dilakukan orang masyarakat Manggarai, ketika mereka sedang berusaha untuk memahami kebenaran yang mendasar atas diri mereka sendiri, dunia tempat mereka tinggal, serta hubungan mereka dengan dunia serta satu sama lain. Filsofi ini hidup hingga sekarang kerap kali dilupakan oleh sebagjhagian besar masyarakat Manggarai, namun bebeerapa kalangan masih melestarikannya  seperti para Raja zaman dulu dan para dalu, dan kini masih dipelihara dengan  baik oleh kalangan terpelajar khususnya para turunan dara biru masyarakat Manggarai.

2. Kehidupan adalah proses sosial dan proses biologi masyarakat Manggarai dari masa ke masa, sehingga keberadaanya tetap ada hingga kapanpun Untuk menjamin ketertaturan hidup dan eksistensi masyarakat Manggarai maka diperlukan upaya agar filsofi ini tetap dilestarikan dengan cara kita masing-masing tanpa meninggalkan makna terdalam dari masing-masing filsofi ini. Salah satu bentuk sosialisasinya adalah dengan menulis seperti ini, terlepas dari ada kekurangannya.

Adapun filsofi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Toing.

2. Titong,

3. Teing

4. Tinu

5. Tegi

1. Toing

    Toing dalam bahasa Indoneisa mendidik artinya mentransfer nilai dan pengetahuan kepada geneerasi baru mulai dari seseorang berada dalam kandungan hingga menjadi warga manggarai yang dewasa antara lain cara berinteraksi dengan sesama warga Manggarai  maupun dengan warga yang bukan Manggarai. Toing dalam arti luas proses sosialisasi dan internalisasi seluruh proses budaya Manggarai (nilai dan pengetahuan) dari yang paling sederhana seperti sapaan, gerak tubuh dengan warga Manggarai lain maupun proses budaya yang kompleks yang bernilai budaya tinggi seperti tudak. Tudakpun tidak bisa dilakukan oleh semua orang, hanya orang yang mendapat titisan dari nenek moyanglah yang bisa melakukannya. Seluruh proses ini berlangsung secara oral, tidak ada bukunya untuk dibaca dan dihafal selain proses lisan. Biasanya anggota masyarakat yang sering ikut dengan tetua adat yang fasih tudak akan mendapatkan titisan selain karena mendengar terus menerus juga warisan nenek moyang yang kita sebut titisan. Dan proses ini tidak dialami oleh setiap orang, tapi 1 atu 2 , bahkan sangat bersyukur kalau bisa 3 orang dalam sebuah komunitas mbaru gendang atau golo.Maka Toing dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak  ataupun antara sesama orang dewasa (ema cama tau'd ite).Filsofi Toing bisa diterapkan diberbagai bidang kehidupan masyarakat Manggarai. Tentu saja proses ini berlangsung secara informal dan sepanjang hayat.

2. Titong

 Titong dalam bahasa Indonesia adalah membimbing, setelah seseorang atau sekelompok orang (komunitas) mendapat Toing, maka mereka tidak boleh dilepas, tetap selalu dibimbing terus menerus oleh orang yang lebih tua, dalam bentuk tutur yang sopan,  keteladanan yang otentik lahir dari dalam diri orang tua (lebih dewasa) dari yang dibimbing. Maka ketika seseorang melenceng dari praktek hidup bermasyarakat maka akan diingatkan dalam bentuk sapaan langsung tapi dari hati ke hati, atau dalam bentuk lagu, danding, cigu atau bentuk-bentuk lain yang relevan dengan situasi masyarakatnya (komunitas: kampung, golo). Kalau dalam komunitas Golo maka biasanya peran ini dominan dilakoni oleh tua golo, dan dalam keluarga oleh kepal keluarga. Maka dalam konteks titong antara, niat hati, tutur, dan perbuatan harus sungguh sejalan sehingga melahirkan prilaku loyal dari masyarakat pengikutnya.

3. Teing

Teing dalam bahasa Indonesia adalah kasih atau beri dengan ihklas.Teing dalam pemahaman yang luas adalah bukan dalam bentuk benda saja tetapi juga nasehat, dan harus dilakukan dengan ihklas tanpa mengharapkan balasan. Filsofi teing dalam konteks budaya Manggarai bisa dipahami dalam konteks yang masih hidup sejumlah benda .yang diberikan kepada orang tua (teing tinu) dan juga orang lain yang lebih dihormati dengan syarat ikhlas dan juga dipahami sebagai pemberian kepada para leluhur Teing hang kolang. Teing dalam arti memberi nasehat kepada seseorang yang tata tutur dan lakunya bertentangan dengan kebiasaan umum masyarakat Manggarai. 

4. Tinu

Tinu dalam bahasa Indonesia pelihara hingga bisa mandiri. Tinu dalam konteks Manggarai yaitu memelihara seseorang oleh orang tua secara ihlas tanpa mengharapkan balasan dari anak yang dipelihara. Ketika anak-anak sudah mandiri (dewasa) mereka wajib membalas kebaikan orang tua mereka dalam bentuk "Tei Tinu" kepada kedua orang tua. Teing tinu merupakan ritual wajib yang dilakukan oleh anak-anak terhadap kedua orang tua, terutama yang masih hidup, tetapi kalau sudah meninggal, baru anak-anak dewasa maka dibuatkan ritual "tei hang" untuk kedua orang tua yang sudah meninggal.

5. Tegi

Tegi dalam bahas Indoensia minta. Sorang anak wajib meminta nasehat dari orang tua, orang yang lebih tua (tokoh masyarakat) untuk diingat dalam menjaalani kehidupan di tengah masyarakat, apalagi kalau seseorang hendak keluar daerah Manggarai. Tegi...penting dilakukan oleh setiap warga Manggarai sehingga dipandang sebagai orang baik di tengah masyarakat. Maka muncul tegi nabit, tegi momang, tegi nasehat, tegi reweng emas dan lain-lain.

Demikian filsofi masyarakat Manggarai yang terekam dari orang tua kita orang Manggarai, baik yang masih hidup (dengar kotbah Mgr Datus Lega,Pr, Gowa,2 Feb.2024,Tegi). 

Mari kita baca juga penerapan filsofi kehidupan masyarakat Manggarai dalam hidup organisasi oleh adinda saya Daniel Janggur,S.Sos.

Toing

Titong

Teing

Tino

 

Artinya menurut dakun dr sudut pandang organisasi:

1. Toing; seperti yg disampaikan oleh pembina saat raker dan yg lainnya, seperti yg dihasilkan oleh Mubes, seperti yg dihasilkan raker ttg program kerja, seperti yg di hasilkan rapat2 pleno maupun rapat terbatas. Semuanya mengarahkan inilah yg kamu lakukan.

 

2. Titong; Pembina dan Penasehat akan berperan aktif utk membimbing pengurus ketika pengurus salah jalan. Titong berikutnya  saling mengingatkan atau saling menegur kalau kita salah jalan.

 

3. Teing;  mungkin KKM belum memberi sesuatu yg bermakna untuk pribadi lepas pribadi, tapi seharusnya sudah waktunya  kita harus bermakna buat organisasi (apa yang kita berikan kepada organisasi) yg kemudian secara tidak langsung/kasat mata/remang/tidak nampak hasilnya, tetapi percaya atau tidak pasti kita akan mendapatkan manfaatnya berkumpul

 

4. Tinu; Pelihara ini KKM, pelihara hubungan antara kelompok dgn individu, pelihara hubungan antara individu dgn individu, pelihara komunikasi ta baik langsung maupun tdk langsung termasuk komunikasi via WA. Asi pucu koe, mari kita diskusi itu gunan organisasi atau kelompok/komunitas. Dengan demikian KKM akan jaya dan sambil mencari format yg belum tepat dan pas lalu kemudian kita perbaiki untuk keberlanjutan. Salam Hitu dakun, coo sanggen😃🙏🙏🙏


Kamis, 15 Desember 2022

SOSILAISASI LEMBAGA PEMBERI PINJAMAN DANA BERGULIR (LPDB)

 


Koperas iadalah soko guru perekonomi Repbuik Indonesia demikian slogan yang diwariskan oleh bapa Koperasi Indonesia Bung Hatta. Sayang nya semboayan ini tidak sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan koperasi itu senidiri. Sebahagian masyarakat menganggap itu hanya slogan doang, perhatian dari pemerintah sangat terbatas untuk membesarkan koperasi. Pandangan ini meletakan koperasi sebagai tanggung jawab pemerintah semata, padaha sejatinya koperasi harus lahir dari Rahim masyarakat itu sendiri. Perhatian pemerintah pada masa orde baru cukup besar terhadap koperasi maka lahirlah Koperasi Unit Desa yang promosi nya hingga ke tingkat kampung. Sayang nya karena pendekatannya topdown  naas bagi nasib Koperasi KUD diplesetkan menjadi Ketua Untung Duluan. Cerita tentang koperasi dizamannya itu menyisakan sayup-sayup senyap. Tragis nasib KUD memang harus diakhiri dengan cerita tak sedap. Ada pengurus yang harus rela masuk hotel pordeo karena salah urus atau memang faktarnya dananya masuk ke kantong pengurus. Cerita KUD berakhir dengan nasib tragis uang miliaran yang digulirkan negara berakhir dengan tidak jelas. Itulahsekelumit kisa dari Gerakan koperasi Indonesia.

Belajar dari pengalaman masa lalu.

Meski masyarakat skeptis terhadap perhatian pemerintah yang tidak full power terhadap koperasi, tetapi pemerintah tetap berupaya untuk memperhatikan koperasi secara serius dengan pendekatan yang berbeda dengan saat orde baru. Saat ini pendekatan yangdigunakan adalah button up, gerakannya harus dari masyarakat, pemerintah hanya mau membantu bagi koperasi yang sangat serius untuk memajukan anggotanya, Dalam rangka untuk mewujudkan ini maka pemerintah membentuk sebuah Lembaga pensupport dana bagi koperasi sangat membutuhkan dengan syarat yang sudah ditata dengan lebih teratur dan terperinci sehingga dana bergulir yang diberikan sungguh masuk ke tangan anggota koperasi. Lembaga ini diberi nama “ Lembaga pinjaman dan bergulir” (LPDB) yang didirikan tahun 2006. Ternyata sudah cukup lama berdiri tapi sekarang baru gencar disosialisasikan.

Menghadiri sosialisasi LPDB di hotel Claro Makassar.


Setiap pertemuan apapun selalu ada saja manfaat yang didapat, demikian pun yang kami rasakan ketika CU Mekar Kasih diberi kesempatan untuk berpartisipasi. Mulai tgl tgl 14 Des kami sudah berkumpul di hotel Claro sejak pagi. Ada 16 Koperasi yang diundang ditambah 4 koperasi yang sudah merasakan hasil bantuan dari LPDB. Materinya sangat menarik maklum yang membawakannya orang pusat. Pembicaranya adalah orang pusat semuanya. Satu ha yang menarik adalah ternyata LPDB tidak hanya memberi pinjaman dana bergulir kepada koperasi tapi justeru memberi pendampingan kepada unit usaha yang dibimbing oleh koperasi. Jadi mirip dengan yang dikerjakan oleh CU, termasuk bagaimana memasarkan produk unggulan dari anggota koperasi yg menjadi binaan mereka. Dari aspek ini antara CU dengan LPDB sejalan…. Lalu berapa balas jasa pinjaman  yang dierikan kepada koperasi?  Ya… lagi-lagi luar biasa yaitu maksimal 8% menurun/ tahun dengan tenor 10 tahun. Ini benar-benar membantu koperasi dari sisi permodalan untuk membantu masyarakat ebih luas. Selanjutnya diasuransikan oleh Jamskrida,sehingga dana bergulir betul terjamin sehingga muncul semboyan loyal, lancer lunas. Lalu bagimana cara mengajukan pinjaman cukup isi eproposal yang sudah tersedia internet, kalau penuhi syarat mereka tinggal datang veriikasi tanpa keluar biaya apapun dari pihak koperasi,

Itulah ole-ole  kami pasca ikuti pelatihan ini. Mudah-mudahan bermanfaat, Terimakasih.

Rabu, 27 Februari 2019

PERWUJUDAN PROGRAM HEALTHY SCHOOL, HEALTHY MINDS PADA SMA KATOLIK RAJAWALI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS 2045


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Penerapan sekolah sehat merupakan suatu tujuan utama yang diidamkan bagi semua anggota masyarakat, khususnya bagi para pelajar dan tenaga pendidik. Secara umum, konsep sehat mencakup: fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
Dalam proses belajar mengajar konsep sehat harus menjadi perhatian utama, karena tanpa konsep sehat dalam melakukan sesuatu mustahil dapat dilaksanakan. Konsep sehat, kenyamanan merupakan suatu proritas utama yang terkandung didalam melaksanakan aktivitas apapun apalagi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Misalnya pada lingkungan sekolah; Kebersihan merupakan sesuatu yang utama, dalam proses belajar dan beraktivitas di sekolah. Dalam suasan bersih kita merasa nyaman, pasti akan tercipta akal sehat. Terkhusus dalam mewujudkan Healty School, Healty Mind, semua itu dapat kita wujudkan dengan hal-hal yang paling kecil, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, membuat barang bekas atau sampah plastik sebagai suatu karya seni yang dapat dirasakan oleh  semua masyarakat tak hanya kalangan pelajar.
Hal ini juga yang kemudian memproyeksikan sekolah yang sehat, dengan berbagai fasilitas yang dapat mendukung, yaitu:
a)    Panduan makanan sehat (healthy eating).
b)   Pendidikan olahraga (physical activity).
c)    Program pendidikan dan pelayanan kesehatan (health education and
treatment).
d)   Pendidikan mental (emotional health and well being).
e)    Program  lingkungan sekolah sehat dan aman (safe and healthy).
Jika kelima aspek tersebut diatas sudah terlaksana dan berjalan secara integrative dan berkesinambungan, maka secrara otomatis sekolah tersebut sudah memenuhi standar dan dapat digolongkan sebagai sekolah sehat secara Internasional. Dengan demikian, kita juga ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam ketertiban dunia, seperti yang terkandung pada UUD 1945. 

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,  maka permasalahan yang dapat muncul diantaranya sebagai berikut:
1)   Bagaimanakah pengaruh kesehatan terhadap proses belajar siswa-siswi SMA Katolik Rajawali?
2)   Bagaimana kondisi yang harus tercipta untuk membentuk pribadi yang sehat bagi siswa-siswi SMA Katolik Rajawali agar dapat belajar dengan baik?
3)   Apa saja upaya yang perlu dilakukan untuk membentuk pribadi yang sehat secara mental dan fisik agar dapat mempengaruhi pikiran yang sehat bagi siswa-siswi SMA Katolik Rajawali?

C.      Tujuan Penelitian
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk:
1)   Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kesehatan terhadap proses belajar siswa-siswi SMA Katolik Rajawali.
2)   Untuk mengetahui kondisi atau atmosfer yang harus tercipta untuk membentuk pribadi yang sehat bagi siswa-siswi SMA Katolik Rajawali agar dapat belajar dengan baik.
3)   Untuk mengetahui upaya yang dapat dan perlu dilakukan dalam rangka membentuk pribadi yang sehat secara mental maupun fisik agar dapat mempengaruhi pikiran yang sehat bagi siswa-siswi terutama siswa-siswi SMA Katolik Rajawali demi mewujudkan Indonesia Emas 2045 berbasis pembangunan berkelanjutan.

D.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, antara lain sebagai berikut:
1)   Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dari pihak sekolah, pendidik, dan orangtua mengenai pentingnya pengaruh faktor kesehatan terhadap proses belajar siswa siswi SMA Katolik Rajawali.
2)   Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak sekolah, pendidik, orangtua siswa, dan siswa siswi mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan pribadi yang sehat baik secara mental maupun fisik dengan tujuan mempengaruhi pikiran dan akal yang sehat bagi siswa siswi SMA Katolik Rajawali.
3)   Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan di bidang kesehatan berbasis pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bagi sekolah – sekolah terutama bagi SMA Katolik Rajawali dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.



                                                                               BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.       Pengertian Sehat
Meski kita sudah mengetahui kata “sehat”, tetapi kita seringkali belum mengetahui makna sebenarnya dari kata sehat. Sehat ini sendiri memiliki artian yang sangat luas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1241), Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagian (bebas dari sakit). Menurut WHO, Sehat adalah keadaan seimbang yang sempurna, baik  fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan, menurut Konsep Kesehatan Masyarakat, Sehat adalah dimana orang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial dimana di dalamnya ada kesehatan jiwa yang menjadi bagian dari integral kesehatan.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Pasal 22 Tentang Kesehatan Lingkungan
1.    Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.
2.    Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya.
3.    Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
4.    Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.
5.    Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), dan Ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 Tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

B.       Pengertian Sekolah
Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu yang paling efektif menurut sebagian besar orang. Sekolah juga dianggap sebagai rumah kedua untuk siswa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1244), Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajardan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
Adapun pengertian menurut Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah,  diakses,  14 September 2016, pukul 09.30), Sekolah  adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa /murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah.

C.      Pengertian Kenyamanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 789) bahwa Kenyamanan berarti keadaan nyaman; Kesegaran; kesejukan.

D.      Pengertian Pikiran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1073), Pikiran adalah hasil berpikir (memikirkan).
Menurut Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Pikiran diakses pada  14 September, pukul 10.05), Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan.

E.       Indikator Perilaku Hidup Besih dan Sehat di Sekolah
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (http://promkes.depkes.go.id/2012/07/28/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-sekolah/ diakses pada 14 September 2016, pukul 2.58), yang menjadi indikator perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah yaitu:
a.    Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
b.    Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
c.    Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d.   Olahraga yang teratur dan terukur.
e.    Memberantas jentik nyamuk.
f.     Tidak merokok di sekolah
g.    Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
h.    Membuang sampah pada tempatnya.

F.       Indikator Pikiran yang Sehat
Menurut Tirta Amijaya (https://tirtaamijaya.com/2015/11/14/tips-bertahan-dalam-pola-pikir-positive/ diakses pada 15 September 2016, pukul 15.55), Secara universal indikator dari pikiran sehat,yaitu
a.    Berani karena benar.
b.    Sabar.
c.    Ulet.
d.   Adil.
e.    Bijaksana.
f.     Pemaaf.
g.    Pengasih dan penyayang.
h.    Disiplin.
i.      Bertanggung jawab.
j.      Tenang.
k.    Waspada.
l.      Pikiran terbuka.
m.  Objektif.
n.    Jujur.
o.    Ikhlas.

Indikator adanya rasa pikiran negatif yang timbul dari seseorang adalah:
a.    Malas.
b.    Sakit hati.
c.    Sedih.
d.   Cemas.
e.    Galau.
f.     Kecewa.
g.    Dendam.
h.    Iri hati.
i.      Dengki.
j.      Putus asa.
k.    Tidak percaya diri.


G.      UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
Menurut Indonesian Publik Health (http://www.indonesian-publichealth.com/usaha-kesehatan-sekolah-uks/ diakses pada 14 September 2016, pukul 08.27), UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) merupakan salah satu indikator yang harus ada dalam sekolah dan dengan adanya UKS di sekolah, maka suatu sekolah dapat dikatakan sehat dan berkualitas. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tercermin dalam Tri Program Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.
Menurut Departemen Pendidikan & Kebudayaan, UKS adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan yankes di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan dilin program lingkungan sekolah.
Menurut Depkes RI, UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.
Tujuan diselenggaran UKS, yaitu untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan para siswa-siswi. Tujuan khususnya untuk memupuk kebiasaan untuk hidup sehat, yang mencakup:
1.    Penurunan angka kesakitan anak sekolah.
2.    Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial).
3.    Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah. 
4.    Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.
5.    Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.

Pembinaan program UKS, dilaksanakan pada tingkat Kabupaten dan Kecamatan dibentuk dengan membentuk tim pembina usaha kesehatan sekolah (TPUKS). Beberapa kegiatan TPUKS tersebut antara lain meliputi:
1.    Pembinaan sarana keteladanan gizi, seperti kantin sekolah.
2.    Pembinaan sarana keteladanan lingkungan, seperti pemeliharaan dan pengawasan pengelolaan sampah, SPAL, WC dan kamar mandi, kebersihan kantin sekolah, ruang UKS dan ruang kelas,  usaha mencegah pengendalian vektor penyakit.
3.    Pembinaan personal higiene peserta didik dengan pemeriksaan rutin kebersihan kuku, telinga, rambut, gigi, serta dengan mengajarkan cara gosok gigi yang benar.
4.    Pengembangan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan kesehatan antara lain dalam bentuk kader kesehatan sekolah dan dokter kecil
5.    Penjaringan kesehatan peserta didik baru
6.    Pemeriksaan kesehatan secara periodik
7.    Imunisasi, pengawasan sanitasi air, usaha P3K di sekolah
8.    Rujukan medik, penanganan kasus anemia
9.    Forum komunikasi terpadu dan pencatatan dan pelaporan
Pelaksana program UKS antara lain meliputi guru UKS, peserta didik, Tim UKS Puskesmas, serta masyarakat sekolah (komite sekolah). Pada tingkat Puskesmas, dengan seorang koordinator pelaksana terdiri dari dokter, perawat, petugas imunisasi, pelaksana gizi, serta sanitarian. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam pengelolaan UKS,yaitu.
1.    Mengikutsertakan peran serta masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi  guru, peserta didik, karyawan sekolah, Komite Sekolah (orang tua murid).
2.    Kegiatan yang terintegrasi, dengan pelayanan kesehatan menyeluruh yang menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
3.    Melaksanakan rujukan, dengan mengatasi masalah kesehatan yang tak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit.
4.    Kolaborasi tim, dengan melibatkan kerja sama lintas sektoral dengan pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas.
Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam UKS, meliputi:
a)    Pemeriksaan kesehatan (kehatan gigi dan mulut, mata telinga dan tenggerokan, kulit, dan rambut),
b)   Pemeriksaan perkembangan kecerdasan,
c)    Pemberian imunisasi,
d)   Penemuan kasus-kasus dini,
e)    Pengobatan sederhana,
f)    Pertolongan pertama,
g)   Rujukan.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Jenis, Waktu, dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SMA Katolik Rajawali Makassar mulai pada hari Sabtu, 10 September 2016 sampai dengan hari Kamis, 15 September 2016 dengan melakukan survei langsung terhadap siswa – siswi.
Sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, maka digunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan metode kualitatif ini lebih menekankan pada kualitas suatu data dan atau kedalaman data yang dapat diperoleh. Jenis data yang disajikan dalam penelitian ini berupa data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk deskriptif yang diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data seperti wawancara.

B.       Fokus Penelitian
Jumlah populasi di SMA Katolik Rajawali adalah 1416 jiwa, dengan jumlah guru sebanyak 84 orang dan jumlah keseluruhan siswa 1332 orang. Menurut buku Sosiologi kelas III (Anwar, 1993), bahwa jika populasi berjumlah besar, maka presentase pengambilan sampel sebesar 5% - 10%. Menurut peneliti jumlah tersebut di atas sangat banyak. Karena itu, jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 6% dari jumlah populasi SMA Katolik Rajawali Makassar, yaitu 1416 x 6% = 84 orang.
Fokus penelitian untuk kuisioner adalah seluruh siswa – siswi kelas XI Unggulan SMA Katolik Rajawali Makassar. Alasan dari pemusatan penelitian ke siswa – siswi kelas XI Unggulan adalah karena berdasarkan hasil survei, mereka dianggap sudah lebih unggul dan sudah melewati fase beradaptasi selama satu tahun di SMA Katolik Rajawali Makassar sehingga sudah mengetahui kondisi di SMA Katolik Rajawali terutama kondisi layanan kesehatan, kebersihan, dan kebiasaan hidup di SMA Katolik Rajawali.
Sedangkan fokus penelitian untuk teknik wawancara meliputi syarat-syarat yang ditetapkan untuk dapat menjadi informan atau narasumber adalah sebagai berikut:
1)      Merupakan guru bidang studi biologi yang mendampingi kegiatan palang merah remaja di SMA Katolik Rajawali dan sungguh paham dengan kesehatan anak didik.
2)      Merupakan petinggi sekolah yang memahami bidang bimbingan dan konseling yang membawahi kegiatan konseling di SMA Katolik Rajawali.
3)      Merupakan guru bimbingan dan konseling di SMA Katolik Rajawali yang langsung menangani proses konseling anak didik.
4)      Merupakan siswa atau siswi SMA Katolik Rajawali yang memiliki prestasi dibidang akademik dan pendidikan jasmani.
Adapun fokus penelitian ini adalah bagaimana cara untuk mewujudkan program healthy school, healthy minds pada SMA Katolik Rajawali sehingga menjadi teladan bagi sekolah lain agar dapat menuju Indonesia Emas 2045.

C.      Teknik Pengumpulan Data
Data – data yang disajikan dalam karya tulis ini diperoleh dengan cara pengumpulan data primer yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari sumbernya, melalui wawancara dan kuisioner atau angket. Selain itu, juga bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada seperti buku, makalah, dan internet.

D.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif konsep Mils dan Haberman, yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga tuntas dan datanya sampai jenuh.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan gambaran penyebaran hasil penelitian masing – masing variabel secara kategorikal.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Penelitian 
1)   Angket
Setelah mengumpulkan kuisioner yang kami sebar kepada sampel kami, langkah selanjutnya adalah memberi kode pada setiap pilihan jawaban yang terdapat di lembar kuisioner kami. Langkah ini kami lakukan agar memudahkan kami dalam mengelolah penelitian ini.
Hasil Kuisioner => letakan dibagian lampiran terakhir.!!!! Diagram dinaikan menjadi  hasil penelitian.
NO.
RESPONDEN
KELAS
PERTANYAAN
1
2
3
4
5
6
1.
Alvati Hartanti Wijaya
XI IPA A
1
1
1
3
3
2
2.
Angeline Rana
XI IPA A
1
3
3
3
3
3
3.
Biyan Aprilla Mailoa
XI IPA A
2
2
1
3
2
2
4.
Catherine L. Johansyah
XI IPA A
1
1
3
3
3
2
5.
Celine Aurelia Ahmad
XI IPA A
3
1
2
3
2
2
6.
Desy Putri Heryanto
XI IPA A
3
3
1
3
3
2
7.
Enrico Siahaan
XI IPA A
3
1
2
3
3
3
8.
Evelyn Piekarsa
XI IPA A
3
3
1
2
3
2
9.
Febriola Berliani W.
XI IPA A
1
3
1
3
2
3
10.
Finny Ongadi
XI IPA A
1
3
3
3
3
3
11.
Gabriela
XI IPA A
3
3
2
3
3
2
12.
Gracia Devina Piekarsa
XI IPA A
3
3
3
3
3
3
13.
Irene Fidelia Pattuju
XI IPA A
1
3
2
3
3
2
14.
Irwin Yaputera
XI IPA A
3
3
2
3
3
3
15.
Ivander Fidelis Kartiko
XI IPA A
3
3
1
3
3
3
16.
Jacob Alexander W.
XI IPA A
3
3
2
3
2
3
17.
Jean Hilarry P. K.
XI IPA A
2
1
2
3
3
2
18.
Jessica Eleora
XI IPA A
3
1
2
3
3
2
19.
Leonardo Wijaya
XI IPA A
1
1
1
3
2
1
20.
Margareth Liu
XI IPA A
2
3
3
3
3
3
21.
Meiliana A. S.
XI IPA A
1
3
3
3
2
1
22.
Nadya Divia Go
XI IPA A
3
3
1
3
3
3
23.
Nata Nagata Yusuf
XI IPA A
1
3
2
3
3
1
24.
Natasya Aurelia P. H.
XI IPA A
3
3
2
3
3
2
25.
Natasya E. Chandra
XI IPA A
3
3
1
3
3
1
26.
Richard Paparang
XI IPA A
2
3
1
3
3
2
27.
Richard Sudaryono A.
XI IPA A
1
3
3
3
3
2
28
Rivaldy Ruby
XI IPA A
3
3
3
3
2
3
29.
Rodolfo Sonde
XI IPA A
2
3
3
2
3
3
30.
Shiella L.
XI IPA A
1
3
2
3
3
1
31.
Surya Fernando Simon
XI IPA A
1
3
3
3
3
1
32.
Tifanny Chendra
XI IPA A
3
3
1
1
2
3
33.
Tjioe Felicia Honoris
XI IPA A
2
3
1
3
3
2
34.
Vanesia C. Kwang
XI IPA A
1
3
2
2
3
2
35.
William Wijaya
XI IPA A
2
3
3
3
3
1
36.
Yason N. Liyadi
XI IPA A
3
3
3
3
3
2
37.
Yehezkiel R. T.
XI IPA A
1
3
1
3
3
2
38.
Alvin Lucius S.
XI IPS B
2
3
2
3
2
1
39.
Anastasia Halim
XI IPS B
1
3
3
3
2
1
40.
Andre Njauwman
XI IPS B
1
3
3
3
3
3
41.
Aniela Trianzil
XI IPS B
3
3
1
2
3
2
42.
Ardy Wijaya
XI IPS B
3
3
3
3
3
2
43.
Aurelia Virginia Rustan
XI IPS B
1
1
3
2
2
1
44.
Brigitta Rustan
XI IPS B
1
3
3
3
3
2
45.
Caroline Chungiarto
XI IPS B
2
3
2
3
3
1
46.
Clarissa Mulialim
XI IPS B
3
3
2
3
3
3
47.
Erika Chandra
XI IPS B
1
3
3
2
3
3
48.
Ervina Marcella Amir
XI IPS B
3
3
1
3
3
2
49.
Evelyn Winny Thody
XI IPS B
3
2
2
3
3
1
50.
Felix Goffrey
XI IPS B
3
1
3
3
3
2
51.
Ferdy Ferdinan Siauw
XI IPS B
1
1
1
3
2
1
52.
Feyren S. Wijaya
XI IPS B
3
3
2
3
3
2
53.
Fransiska F. Antolis
XI IPS B
3
3
3
3
3
2
54.
Fransiska V. Dwiputri
XI IPS B
1
3
1
3
3
3
55.
Gilbert
XI IPS B
2
3
3
3
3
2
56.
Gio Vanni G. S.
XI IPS B
2
3
2
2
3
2
57.
Gisela Edria Lisa
XI IPS B
3
1
2
3
3
3
58.
Gladys R. P. T.
XI IPS B
1
1
3
3
3
2
59.
Henry Lianto
XI IPS B
3
3
2
3
3
3
60.
Janice F. Piekarsa
XI IPS B
2
3
2
3
2
1
61,
Jeslyn Tandiawan
XI IPS B
3
3
2
3
3
2
62.
Jessica A. C.
XI IPS B
3
3
2
3
3
2
63.
Michael Layadi
XI IPS B
1
1
1
3
3
2
64.
Millenia T. M.
XI IPS B
1
3
3
3
3
1
65.
Natasya C. Gosal
XI IPS B
3
3
1
1
2
1
66.
Natasya N. Oei
XI IPS B
3
1
2
2
2
3
67.
Novita P. The
XI IPS B
3
1
3
3
2
3
68.
Patricia Pieter
XI IPS B
1
1
3
3
2
2
69.
Pricilia M. W.
XI IPS B
2
1
2
3
2
1
70.
Pricilla A. J
XI IPS B
1
3
1
3
3
3
71.
Prisilia A. T.
XI IPS B
1
3
2
3
3
1
72.
Rabecca P. A.
XI IPS B
3
1
1
3
2
2
73.
Regina Tuinesia
XI IPS B
1
3
1
3
3
1
74.
Sherena J. W.
XI IPS B
3
3
1
3
3
2
75.
Stacia G. T.
XI IPS B
1
3
2
1
3
1
76.
Stefani P. C.
XI IPS B
2
3
3
3
3
2
77.
Stevani Phoander
XI IPS B
1
3
1
3
2
1
78.
Susilo M. T.
XI IPS B
2
1
3
3
3
1
79.
Vindy Suhlivan
XI IPS B
2
3
2
3
2
1
80.
Vonny P. Sari
XI IPS B
1
1
2
3
3
2
81.
Wiliam Y. Ciandi
XI IPS B
2
3
2
2
2
2

Dari hasil penelitian kami melalui angket, kami menyimpulkan dalam diagram di atas bahwa alasan siswa-siswi menjadi terhambat dalam belajar adalah sebanyak 41% menjawab karena adanya tekanan dari orang tua dan guru, kemudian sebanyak 38% menjawab karena gangguan kesehatan, dan sebanyak 21% menjawab karena adanya konflik di sekolah. Adanya tekanan dari orang tua dan guru untuk mendapatkan nilai yang bagus atau belajar keras serta adanya konflik di sekolah merupakan tekanan mental atau psikis dari siswa, hal ini mempengaruhi perasaan siswa dan lebih mudah stress dalam belajar.

Dari hasil penelitian kami melalui angket, dapat kami simpulkan dalam diagram di atas, bahwa menurut siswa-siswi pengaruh perasaan atau emosi terhadap proses belajar adalah sebanyak 74% mengatakan bahwa ada hubungan antara perasaan siswa-siswi terhadap proses belajar, 24% mengatakan bahwa pengaruh perasaan terhadap proses belajar biasa-biasa saja, dan sebanyak 4% mengatakan tidak ada hubungan perasaan terhadap proses belajar.   
Dari hasil penelitian kami, dapat kami simpulkan dalam diagram di atas bahwa 37% siswa-siswi mengatakan bahwa penyakit yang sering menyerang siswa-siswi adalah penyakit sakit kepala, sebanyak 33% mengatakan penyakit yang sering menyerang siswa-siswi adalah flu/batuk/demam, dan sebanyak 30% mengatakan penyakit yang sering menyerang siswa-siswi adalah penyakit sakit perut.

Dari hasil penelitian dari angket kami, dapat kami simpulkan dalam diagram di atas bahwa sebanyak 85% siswa-siswi mengatakan hampir tidak pernah mengunjungi UKS, sebanyak 11% mengatakan bahwa mereka mengunjungi UKS sebanyak 1-2 kali sebulan, dan sebanyak 4% mengatakan bahwa mereka mengunjungi UKS sebanyak 3-4 kali.
Dari hasil penelitian kami melalui angket, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 73% mengatakan bahwa fasilitas yang masih harus dibenahi di SMA Katolik Rajawali adalah toilet, sedangkan 27% mengatakan bahwa fasilitas yang masih harus dibenahi di SMA Katolik Rajawali adalah kantin. Dalam hal ini, kantin dan toilet masih harus dibenahi kebersihannya. Tanpa disadari, kebersihan sangat berpengaruh  terhadap kesehatan siswa-siswi dan kenyamanan dalam belajar.

Dari hasil penelitian kami melalui angket, dapat kami simpulkan dalam diagram diatas bahwa sebanyak 44% memberikan nilai 4-6 terhadap kebersihan SMA Katolik Rajawali, sebanyak 29% memberikan penilaian 7-10 terhadap kebersihan fasilitas SMA Katolik Rajawali, dan sebanyak 27% memberikan penilaian 1-3 terhadap kebersihan fasilitas di SMA Katolik Rajawali.

2)   Wawancara
Nama                      : Dra. Ernawati
Pekerjaan                : Guru Biologi dan Pembina Ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR) di SMA Katolik Rajawali Makassar.
Berpendapat bahwa faktor kesehatan sangat berpengaruh pada proses belajar siswa karena dalam proses belajar, pikiran harus terfokus dan berkonsentrasi pada pelajaran sehingga dapat belajar dengan baik. Sementara untuk dapat berkosentrasi dengan baik saat belajar, terlebih dahulu perlu dipenuhinya kesehatan fisik dan keadaan mental yang stabil.
Menurut Beliau, dikatakan bahwa siswa mempunyai pribadi yang sehat dapat dilihat saat pelajaran sedang berlangsung, apakah siswa itu bisa terfokus dengan baik, mau dalam memfokuskan perhatian pada  topik yg dibahas, fokus mengerjakan tugas yang diberikan, maupun keaktifan siswa tersebut dalam menanggapi pelajaran yang diberikan oleh guru. Bagaimana seorang siswa mampu merespon pelajaran dengan baik saja sudah dapat menunjukkan suatu pribadi yang sehat.
Selain faktor kesehatan, ada banyak lagi faktor yang menjadi pengaruh, diantaranya yaitu lingkungan pergaulan, teman–temannya baik didalam maupun diluar sekolah, dan lingkungan keluarganya dirumahnya, karena apabila seorang anak memiliki konflik dengan orangtua atau temannya, maka secara otomatis mempengaruhi kesehatan mentalnya sehingga ia dapat kehilangan perhatiannya pada saat belajar. Sedangkan, menurut Ia, sekolah yg sehat itu sekolah yang mempunyai visi dan misi jelas yg diwujudkan dlm proses bljr anak didik, sehingga anak didik semua dapat belajar dengan baik dan tanpa gangguan apapun. Tentu saja itu dapat terpenuhi juga dengan pemenuhan sarana dan prasarana juga, agar siswa lebih semangat berlajar. Sementara itu, Beliau pun sangat setuju dengan program penerapan healthy school, healthy minds untuk SMA Katolik Rajawali sekiranya dapat jadi teladan bagi sekolah lain dan agar tercapainya Indonesia emas 2045.



Nama                      : Gabriel Singgih
Pekerjaan                : Siswa SMA Katolik Rajawali Makassar      

Berpendapat bahwa  sudah jelas sekali bahwa ada pengaruh dari faktor kesehatan baik fisik maupun mental terhadap proses  belajar seorang siswa. Sedangkan, iri dari seorang siswa sehingga dapat disebut sebagai pribadi yang sehat adalah mampu menyesuaikan diri dengan semua lingkungannya, dapat berpikir secara rasional dalam mengambil keputusan dan tidak gegabah, mampu mengatur atau mengendalikan emosinya dimanapun ia berada terutama saat sedang berada di sekolah.
Berdasarkan pengalaman pribadinya, ia merasa, selain pentingnya faktor kesehatan, ada juga faktor lain yang sangat penting yang dapat berpengaruh dalam proses belajar seorang siswa yaitu faktor dukungan dari lingkungan, baik dukungan dari orangtua maupun dukungan dari guru-gurunya, dimana dukungan itu berfungsi untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam belajar.
Ia berpendapat bahwa suatu sekolah dapat dikatakan sebagai sekolah yang sehat apabila lingkungan sekolah itu dapat membawa dampak perkembangan yang baik bagi siswa. Dan yang dikatakan dengan pikiran yang sehat adalah kemampuan seseorang untuk bertindak sesuai dengan aturan yang ada dan mampu mengatur atau mengendalikan keadaan jiwa serta emosionalnya. Ia juga sangat setuju bahwa dengan penerapan program healthy school, healthy minds dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.

  
Nama          : Nicolaus Wahyu,S.S
Pekerjaan    : Guru Agama SMA Katolik Rajawali Makassar

Bapak Wahyu selaku  narasumber mengatakan faktor yang ditimbulkan akibat rendahnya kesahatan fisik maupun kesehatan mental, itu sangat nyata adanya. Hal tersebut  sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita terlebih khusus pada proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. Misalnya seorang anak yang memiliki  gangguan pada penglihatannya, wali kelas wajib menempatkan anak tersebut pada bangku bagian depan demi terciptanya suasana nyaman pada siswa-siswi; Dan juga idealnya sebuah sekolah terdapat UKS yang berperan dalam penyediaan bahan obat-obatan, dan juga dalam pendataan penyakit yang diderita oleh seorang siswa/siswi. Hal tersebut sangat dapat kita lihat pada sekolah-sekolah yang terakreditas seperti pada SMA Katolik Rajawali, kebersihan merupakan suatu prioritas utama; Karena jika sekeliling kita bersih maka akan tercipta suatu proses belajar yang nyaman.Selanjutnya, tolak ukur dari pribadi yang sehat bagi seorang siswa/siswi yaitu sehat jasmani dan rohani,hal tersebut dapat diwujudkan dengan adanya visi dan misi dalam hidup untuk mencapai tujuan dari kita bersekolah dan sasaran kita untuk hidup kedepannya; Dan yang harus ditanamkan bagi pelajar yaitu bahwa seorang pelajar kesekolah bukan karena rutinitas melainkan karena ilmu pengetahuan dan demi kehidupan. Selain pengaruh kesehatan, yang menjadi pengaruh bagi siswa/siswi yaitu kurangnya motivasi dari guru dan orang tua, serta keteladanan. Misalnya seorang siswa-siswi biasanya malas untuk mengikuti pelajaran tertentu karena pembawaan pelajaran oleh gurunya; Dan itu juga merupakan suatu contoh perlakuan yang dapat diantisipasi oleh seorang guru, bahwa bagaimana peserta didiknya dapat mengikuti pelajarannya dengan baik, serta dapat memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya.
Sekolah yang sehat memiliki hubungan yang sangat erat karena; Sekolah yang sehat merupakan sekolah yang memiliki tataan yang indah, dan kebersihan yang sangat mempengaruhi; Dan juga sekolah sehat dalam aspek rohani dan kebudayaan yaitu rasa kekeluargaan antara seorang guru dan muridnya dengan adanya rasa saling percaya, dan relasi yang sehat. Serta, pikiran yang sehat dapat diukur melalui psikotes sebagai gambaran sikap dan jiwa dari seorang anak, jika terdapat gangguan jiwa pada seorang anak tersebut, maka anak tersebut mendapatkan pembinaan konseling dari psikolog, para imam seperti pastor, pendeta, dan ustad atau pemuka agama lainnya berdasarkan agama yang dianut oleh siswa/siswi tersebut. Dalam penerapan Healthy School, Healthy Mind untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045 itu sangat baik diadakan, dan juga telah mendapatkan dukungan dari pemerintah; Yaitu dengan memperbaiki sarana dan prasarana, dan juga meningkatkan fasilitas sekolah misalnya pada UKS dan fasilitas lainnya.

  
Nama          : Mirani Yulhartanti,S.Psi
Pekerjaan    : Guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Katolik
  Rajawali

Berpendapat bahwa faktor yang ditimbulkan akibat rendahnya Kesahatan fisik maupun kesehatan mental itu sangat jelas adanya karena jika siswa/siswi mengalami masalah dalam hal kesehatan fisik maupun kesehatan mental,maka anak tersebut akan terganggu pada proses belajar siswa tersebut. Hal tersebut  dapat dilihat pada menurunnya konsentrasi, keterbatasan dalam melakukan sesuatu, serta kurangnya motivasi yang didapatkan.
Menurut Ibu Mirani, selain pengaruh kesehatan, yang menjadi pengaruh bagi siswa/siswi, terdapat pula ciri-ciri pribadi yang sehat pada siswa-siswi, yaitu.
1)   Sehat fisik.
2)   Kematangan emosional sesuai usia perkembangan.
3)   Dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada tahapan perkembangan yang dijalani.
4)   Mampu beradaptasi.
5)   Dapat menerima dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan yang ada.
6)   Bersikap mandiri.
7)   Memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi.
8)   Mampu bersikap jujur,penuh inisiatif,dan kreatif.
Selain pengaruh kesehatan yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar pada siswa-siswi dalam mewujudkan healthy school, healthy minds, terdapat faktor lain yang terkandung didalamnya seperti faktor lingkungan dan keluarga. Menurut Ibu Mirani sebagai seorang guru Bimbingan Konseling, sekolah sehat merupakan sekolah yang tak hanya memiliki lingkungan yang sehat tetapi juga adanya orang-orang yang memiliki kesehatan fisik dan mental yang dapat tercerminkan dalam perilaku dan cara berpikir yang sehat, seperti berperilaku dan berpikir positif, serta mampu mengembangkan dan menerapkan pengatahuan setiap waktunya.
Dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045, sangat baik adanya dan dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan kita. Dengan diterapkannya program ini, maka diharapkan kita mampu menumbuhkan pribadi-pribadi yang berkualitas pada diri dari setiap warga Negara. Sehingga Negara ini dapat semakin berkembang kearah yang jauh lebih baik, sehingga menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas, dan berdedikasi yang tinggi.



B.       Pembahasan
Kesehatan adalah hal yang paling mendasar dalam kehidupan, bukan hanya bagi siswa tetapi juga bagi semua orang. Dengan kesehatan yang terganggu, maka kegiatan seseorang juga akan ikut terganggu, termasuk dalam hal kegiatan belajar siswa-siswi. Kesehatan terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kesehatan fisik dan kesehatan mental. Kedua faktor ini merupakan faktor atau indikator yang penting dalam melakukan suatu kegiatan. Kalau kesehatan fisik terganggu, maka seseorang akan sulit untuk melakukan suatu kegiatan. Misalnya saat sedang sakit kepala atau demam, maka ia akan merasa lemah dan tidak mampu melakukan suatu kegiatan, seperti belajar untuk siswa-siswi. Sedangkan, kesehatan mental berpengaruh pada minat atau motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang siswa akan terganggu proses belajarnya karena ada masalah di rumahnya sehingga pikirannya tertuju pada masalahnya di rumah dan bukan fokus kepelajarannya.
Gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan sangat banyak. Berbagai faktor dapat menjadi penyebabnya. Menurut buku berjudul Masalah Kesehatan (Erik P. Eckholm, 1982: 2), “Lingkungan” yang mempengaruhi kesehatan bukan hanya sekedar segi estetis dari lingkungan alamiah seperti banyak dikira orang.
Yang dimaksud bukan hanya sekedar dari segi estetis dari lingkungan alamiah adalah faktor lain yang mempengaruhi kesehatan, seperti kebijaksanaan sosial dan ekonomis yang menyebabkan seseorang sulit memenuhi kebutuhan pangan-nya sesuai standar kebanyakan orang sehingga ia mudah sakit. Faktor lain adalah kebersihan yang tidak terjaga dan terpelihara di tempat seseorang tinggal atau bekerja, sehingga penyakit mudah berpindah dari satu orang ke orang yang lain, dan faktor yang kecil tapi berdampak besar seperti makan secara berlebihan, merokok, dan mengkonsumsi minuman beralkohol.
Faktor atau gaya hidup yang paling mempengaruhi kesehatan fisik seorang siswa adalah kurang mengkonsumsi makanan bergizi, jajan makanan yang tidak diketahui kebersihannya, kurang tidur atau sering begadang, tidak menjaga kebersihan diri (seperti jarang mandi), tidak memperhatikan kebersihan sekitarnya (seperti kebersihan kantin tempat ia jajan, kebersihan ruang kelas, dan kebersihan tempat tidur), merokok atau sering berada di tempat yang banyak asap rokok, mengkonsumsi minuman keras atau yang lebih parah mengkonsumsi narkoba, dan kurang mengkonsumsi vitamin. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seorang siswa, antara lain tekanan dari guru dan orang tua yang memaksa anak untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah, konflik dengan teman di sekolah, masalah-masalah di rumah yang mengganggu fokus siswa untuk belajar, kurangnya motivasi atau dukungan dari orang tua, guru, maupun teman dari siswa tersebut, tidak diajarkan pendidikan karakter dan pendidikan agama, sulit untuk bergaul dengan orang lain sehingga siswa merasa kesepian dan sendirian, pergaulan siswa di sekolah maupun di rumah yang baik atau buruk, dan memiliki kepribadian ganda atau tingkat halusinasi yang tinggi namun tidak terlihat oleh orang lain yang menyebabkan siswa memiliki konflik dengan dirinya sendiri karena halusinasi ini dan bisa berubah menjadi stress bagi siswa tersebut.
Dari faktor-faktor di atas yang mempengaruhi kesehatan fisik dan kesehatan mental seorang siswa, maka dapat ditarik solusi untuk menciptakan kondisi atau atmosfer yang harus tercipta agar seorang siswa sehat secara fisik dan sehat secara mental, antara lain.
1.    Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
Yang dimaksudkan dengan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, antara lain toilet yang bersih; kantin yang bersih dan menjual makanan serta minuman yang bergizi bagi siswa-siswi; ruang kelas yang memadai dalam proses belajar dan luas ruang kelas yang tidak terlalu padat serta harus bersih, penerangan yang cukup, dan dibuat senyaman mungkin bagi siswa; keadaan atau kondisi sekolah yang mampu memberikan berdampak positif bagi siswa; menyediakan pendidikan karakter bagi siswa; menyediakan layanan konseling bagi siswa yang ingin berkonsultasi untuk masalahnya, baik masalah di sekolah maupun di rumah; standar pendidikan yang berkualitas bagi siswa; membantu siswa untuk menyalurkan inspirasi dan kreativitasnya; serta menyediakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang memadai.
2.    Menciptakan kondisi rumah yang sehat bagi siswa.
Rumah adalah tempat yang paling nyaman bagi sebagian besar orang. Rumah merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang paling mempengaruhi perkembangan diri seseorang, karena sejak seseorang lahir, yang pertama ia temui adalah orang-orang dalam rumahnya, seperti ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Peranan mereka sangat besar dan berdampak terhadap perkembangan mental seseorang.
Kondisi rumah seharusnya bersih dan lebih sehat dari tempat-tempat yang lain, serta sarana prasaran di rumah harus mendukung perkembangan diri seseorang dari ia kecil sampai ia dewasa. Menurut buku berjudul Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Daerah Sulawesi Selatan (Drs. Muhammad Arfah dan rekan-rekan, 1997: 58), bahwa:
Sarana rumah tangga yang dimiliki oleh setiap keluarga batih akan mempengaruhi tingkat pembinaan dan pendidikan anak itu sendiri, atau dengan kata lain tingkat kualitas anak akan berbeda bila anak tersebut berada dalam keluarga yang lebih lengkap/beraneka ragam sarana rumah tangganya, dibanding anak yang hidup dalam keluarga yang kurang atau sederhana sarana rumah tangganya.
Dan dikaitkan dengan fasilitas dan kesehatan keluarga berencana, menurut buku berjudul Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Daerah Sulawesi Selatan (Drs. Muhammad Arfah dan rekan-rekan, 1997: 28), bahwa:
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dalam suatu wilayah pemukiman akan memungkinkan terwujudnya tingkat kesehatan masyarakat setempat semakin baik, demikian pula pencapaian keluarga kecil bahagia dan sejahtera akan terwujud dengan baik. ... Fasilitas kesehatan dan keluarga berencana tersebut dapat terperinci atas tiga bahgian yaitu; sarana sebagai tempat pelaksanaan perobatan, tenaga medis, fasilitas peralatan dan obat-obatan yang tersedia.
Keluarga di rumah juga harus menyediakan makanan yang bergizi dan sehat bagi sesorang. Agar kesehatan mental seseorang baik, maka keluarga harus harmonis agar seseorang menjadi senang berada di rumah karena banyak yang bisa dilakukan bersama keluarga, ada yang memberikan motivasi dan dukungan kepadanya, ada yang menjadi pendengar atau mendampinginya saat ada masalah, ada yang mengajarinya tentang pengalaman hidup selain dari bimbingan di sekolah, dan ada yang dapat ia jadikan sebagai panutan atau pedoman hidupnya.
3.    Menciptakan kondisi yang sehat bagi siswa di masyarakat atau lingkungan sekitarnya.
Secara tidak langsung, masyarakat turut berperan dalam perkembangan kesehatan fisik dan mental seseorang. Apa yang dilakukan masyarakat dapat menjadi panutan atau contoh bagi seseorang. Jika kondisi lingkungan masyarakat di sekitar siswa bersih, nyaman, dan sehat maka siswa tersebut juga pasti sehat secara fisik. Misalnya di lingkungan masyarakatnya tidak membuang sampah secara sembarangan sehingga jarang ada anggota masyarakat yang sakit, maka siswa ini juga tidak akan membuang sampah sembarangan dan juga memiliki kesehatan yang lebih baik. Untuk kesehatan secara mental atau rohani, jika anggota masyarakat di sekitarnya rajin beribadah, memiliki sopan santun, ramah, dan saling membantu, maka siswa ini juga akan memiliki mental yang baik dan sehat, serta memiliki pendidikan karakter yang baik yang dia tiru dari perilaku masyarakat yang ada di sekitarnya.

Secara umum, upaya atau usaha yang dapat dilakukan untuk membentuk pribadi siswa agar sehat secara fisik dan mental, antara lain:
1)      Menciptakan kondisi dan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan nyaman bagi siswa, guru, dan karyawan sekolah.
2)      Memberikan pendidikan karakter atau pendidikan moral kepada siswa-siswi.
3)      Memberikan pendidikan jasmani bagi siswa-siswi minimal seminggu sekali.
4)      Mengajarkan pola hidup sehat dan bersih kepada siswa-siswi, seperti membuang sampah pada tempatnya, rajin membersihkan diri, dan menyediakan kantin yang bersih serta menjual makanan dan minuman yang bergizi bagi siswa-siswi.
5)      Memanfaatkan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) secara efektif dan efesien.
6)      Melaksanakan pembelajaran di luar ruang kelas, seperti di lapangan terbuka, taman, atau tempat-tempat yang berkaitan dengan pembelajaran siswa-siswi, agar mereka tidak bosan karena terus belajar di kelas dan kurang melihat praktek atau perwujudnyataan tentang suatu topik pembelajaran.
7)      Merencanakan rekreasi sekolah agar siswa-siswi dapat menyengarkan pikiran mereka, beristirahat dari kepadatan aktivitas sekolah atau proses belajar, dan hal ini juga akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental siswa-siswi.
8)      Menyediakan perpustakaan kecil di sudut kelas yang terdiri dari buku pengetahuan umum dan bacaan yang ringan bagi siswa-siswi sehingga dapat menyegarkan pikiran saat waktu luang sehingga tidak mudah jenuh atau stress saat sedang belajar di dalam kelas.
9)      Tidak memberikan siswa-siswi pekerjaan rumah (PR) atau tugas rumah yang terlalu banyak sehingga waktu istirahat mereka berkurang atau bahkan sampai begadang atau kurang tidur akibat dari mengerjakan tugas.
10)  Menyediakan makanan yang bergizi bagi siswa-siswi di rumah sebagai pemenuhan kebutuhan gizi anak karena makanan yang dijual sebagian besar tidak bersih dan kurang bergizi bagi anak.
11)  Disarankan agar orang tua dan guru untuk tidak banyak menuntut siswa-siswi untuk belajar dengan keras sehingga siswa-siswi merasa terbebani dan akan berdampak pada kesehatan fisik, mental, dan dapat menyebabkan siswa-siswi menjadi stress.
12)  Disarankan agar orang tua dan guru untuk memberikan motivasi kepada siswa-siswi dalam proses belajar dan dalam berbagai aspek kehidupannya.
13)  Orang tua, guru, dan masyarakat diharapkan mampu menjadi panutan yang baik dan positif bagi siswa-siswi agar mereka dapat bertindak positif terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.
14)  Memberikan kebebasan kepada siswa-siswi untuk menyalurkan kreativitas mereka dalam berbagai aspek kehidupannya.
15)  Mendengarkan masalah atau curhatan siswa-siswi serta memberikan jalan keluar bagi masalah mereka sehingga mereka tidak merasa kesepian dan mudah meresa stress.

Adapun program yang akan kami tawarkan untuk diwujudkan di SMA Katolik Rajawali Makasssar dan di sekolah-sekolah yang lain dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045, yaitu menghidupkan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di SMA Katolik Rajawali Makassar. Maksud dari menghidupkan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah melibatkan siswa-siswi dan dokter dalam pelaksanaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), karena selama ini UKS hanya menjadi tempat untuk beristirahat dan tidak memberikan pelayanan khusus bagi siswa-siswi, para guru, dan karyawan yang sakit di SMA Katolik Rajawali, seperti obat-obatan tertentu dan pemeriksaan atau konsultasi dengan dokter. Karena sebenarnya fungsi dan program dari UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah melibatkan masyarakat sekolah dalam pelaksanaan UKS, tetapi selama ini yang terjadi adalah UKS jarang difungsikan dan hanya menjadi ruangan yang tidak terpakai atau tidak terawat. Bahkan UKS di beberapa sekolah tidak difungsikan dan tidak ada petugasnya, serta minimnya sarana dan prasarana yang tidak memadai sesuai dengan syarat didirikannya UKS, misalnya tempat tidur hanya terdapat satu buah, tidak ada obat-obatan yang disediakan oleh pihak sekolah, dan kondisi ruangan UKS yang kotor atau kurang bersih. Jika UKS diterapkan secara efektif dengan melibatkan dokter, maka siswa-siswi, guru, atau karyawan sekolah yang sedang sakit dapat segera diobati dan diberikan penanganan atau pertolongan pertama. Hal ini akan berdampak pada menurunnya jumlah siswa, guru, dan karyawan SMA Katolik Rajawali yang sakit. Melibatkan siswa dalam pelaksanaan UKS juga merupakan hal yang positif, karena dengan melibatkan diri dalam pelaksanaan UKS menyebabkan siswa mengetahui cara memberikan pertolongan pertama bagi seseorang yang terserang penyakit. Dan dengan adanya dokter di UKS sekolah, maka siswa dapat dengan bebas berkonsultasi dengan dokter tentang berbagai penyakit dan belajar langsung dari ahlinya, yakni dokter dalam memberikan pertolongan pertama dan obat-obatan yang efektif mengatasi atau sebagai pertolongan pertama saat terserang penyakit.
Untuk mendukung UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), sebaiknya disediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) di ruang kelas sehingga saat seorang siswa tiba-tiba terserang penyakit atau mendapat kecelakaan dapat segera diobati sebelum dibawa ke UKS atau rumah sakit (jika parah).



BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari hasil penelitian kami melalui angket dan wawancara, dapat kami simpulkan bahwa ada kaitan antara kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental siswa-siswi yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa-siswi di sekolah. Hal ini disebabkan karena kesehatan fisik berdampak pada kekuatan fisik siswa-siswi untuk mengikuti pembelajaran, sedangkan kesehatan mental berpengaruh terhadap semangat dan motivasi siswa-siswi untuk belajar. Kondisi atau atmosfer yang harus diciptakan untuk membentuk pribadi yang sehat bagi siswa-siswi SMA Katolik Rajawali adalah kondisi sekolah, rumah, dan masyarakat yang bersih dan nyaman bagi siswa-siswi, sarana dan prasarana di sekolah dan di rumah harus memadai bagi siswa-siswi dalam berkembang dan bertumbuh, dan orang-orang di sekitar siswa-siswi harus memberikan pikiran dan sikap yang posistif bagi pertumbuhan siswa-siswi, dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa-siswi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dan memberikan motivasi dan semangat bagi siswa-siswi dalam melakasanakan kegiatannya sehari-hari (seperti belajar) dan mengekspresikan dirinya secara bebas.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk pribadi yang sehat secara fisik dan mental, antara lain menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di sekitar lingkungan siswa-siswi, memberikan pendidikan jasmani dan kararkter bagi siswa-siswi, mengajarkan pendidikan agama dan menumbuhkan iman siswa-siswi, memberikan asupan gizi yang cukup bagi siswa-siswi di rumah dan menyediakan makanan dan minuman yang bergizi di kantin sekolah, tidak memberikan banyak tuntutan kepada siswa-siswi sehingga mereka merasa tertekan, melakasanakan rekreasi dan program belajar di luar kelas agar siswa-siswi tidak mudah jenuh dan bosan, dan menyediakan fasilitas UKS (Unit Kesehatan Sekolah) yang memadai.

B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, bahwa kesehatan sangat penting dan mempengaruhi proses belajar siswa-siswi, maka kami sarankan agar:
1)      sekolah mengoptimalkan fungsi UKS yang dapat memberikan pelayanan kepada siswa-siswi saat sedang sakit.
2)      Juga harus memberikan sosialisasi tentang penerapan dan pentingnya hidup sehat kepada siswa-siswi.
3)      Mengadakan program untuk membersihkan kelas sehingga tercipta lingkungan belajar yang sehat dan bersih yang dikoordinir oleh OSIS.
4)      Memperkenalkan obat-obatan tradisional kepada siswa-siswi.
5)      Merancang apotik hidup di sekolah dan siswa yang bertanggung jawab terhadap jalannya apotik ini.
6)      Meningkatkan iman dan takwa siswa-siswi sehingga terhindar dari pengaruh negatif lingkungan.
7)      Memberikan penyuluhan tentang bahaya NAPZA dan HIV/AIDS, serta memberikan seks education sehingga siswa-siswi dapat terhindar dari perilaku menyimpang dan seks bebas.




DAFTAR PUSTAKA

Arfah, Drs. Muhammad dan kawan-kawan, 1997, Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Daerah Sulawesi Selatan, Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sulawesi Selatan, Ujung Pandang.
Eckholm, Erik P., 1982, Masalah Kesehatan Lingkungan Sebagai Sumber Penyakit, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.
 
Perundang-Undangan:
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
 Sumber Lain:
https://tirtaamijaya.com/2015/11/14/tips-bertahan-dalam-pola-pikir-positive/ diakses pada 15 September 2016, pukul 15.55 wita.
 http://www.indonesian-publichealth.com/usaha-kesehatan-sekolah-uks/ diakses pada 14 September 2016, pukul 08.27 wita.
 https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah diakses pada 14 September 2016, pukul 09.30 wita.